Selasa, 08 April 2014

Permasalahan Lingkungan Laut

laut tercemar
Laut tercemar

Permasalahan Lingkungan Laut merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang tengah dihadapi oleh Indonesia, ini menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan laut oleh pemerintah Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan ini mencakup banyak bidang, mulai dari kerusakan secara fisik hingga ke permasalahan kelembagaan.

Lalu apa sajakah Permasalahan Lingkungan Laut yang dihadapi oleh Indonesia tersebut ? Berikut ini masalah-masalah tersebut.

# 1 Permasalah Lingkungan Laut : Kerusakan Fisik  

Kerusakan fisik pada lingkungan laut sebagian besar disebabkan oleh aktifitas manusia atau bencana alam. Contoh aktifitas manusia yang menyebabkan kerusakan adalah kegiatan industri yang dikelola secara tidak baik dan menghasilkan gas efek rumah kaca sehingga lapisan ozon semakin menipis dan menyebabkan daya saring atmosfer terhadap sinar matahari untuk jatuh ke bumi menjadi menurun pula, akibat hal ini maka terjadilah Global Warming (Pemanasan Global) yang menyebabkan gunung es di kutub meleleh sehingga permukaan air laut semakin lama semakin meningkat.

Bukan hanya aktifitas manusia saja yang dapat menyebabkan kerusakan, bencana alam pun juga dapat menyebabkan kerusakan, contoh bencana alam yang menyebabkan kerusakan fisik di lingkungan laut adalah Tsunami, baik itu tsunami karena gempa tektonik, maupun akibat aktifitas gunung berapi (vulkanik).

Selain kerusakan-kerusakan yang telah saya sebutkan diatas ada beberapa kerusakan lagi, antara lain :

  • Penurunan Kualitas Air Laut
Dalam hal penurunan kualitas air laut ini saya lebih menekankan kepada kerusakan yang disebabkan oleh aktifitas manusia, baik itu aktifitas yang dilakukan di darat maupun aktifitas yang dilakukan di laut.

Aktifitas manusia di darat yang merusak kualitas air laut contohnya pembuangan limbah sacara tidak benar, baik itu limbah cair maupun limbah padat, Limbah cair yang dibuang terutama dari pabrik secara seadanya dan tidak memenuhi persyaratan baku mutu limbah, dapat menyebabkan rusaknya kualitas air laut, menurut analisa laboratorium yang telah dilakukan terhadap beberapa perairan di kota-kota padat penduduk di Indonesia, diketahui bahwa kandungan unsur air raksa (Hg) dan Arsen (As) telah melampaui ambang batas aman, bahkan bukan hanya kualitas airnya saja yang tercemar tapi beberapa jenis karang telah tercemar oleh logam berat tersebut 

Selain aktifitas manusia di darat yang dapat merusak kualitas air laut, aktifitas manusia di laut pun juga dapat menyebabkan menurunnya kualitas air laut, contohnya aktifitas penambangan, tumpahan minyak (spill oil), dan pembuangan limbah (dumping). Penambangan di laut seperti penambangan pasir yang dilakukan di Kepulauan Riau, dapat mengganggu kualitas air laut karena menyebabkan tingkat kekeruhan air meningkat sehingga mengganggu kehidupan biota laut di wilayah itu. Tumpahan minyak juga dapat merusak lingkungan laut, tumpahan minyak dapat berupa pencemaran rutin dari aktifitas anjungan lepas pantai maupun karena terjadinya kecelakaan kapal, kecelakaan kapal ini sudah sering terjadi di perairan Indonesia dan hal itu diperkirakan akan terus berlanjut karena mengingat lalu lintas pelayaran di perairan Indonesia cukup ramai, terutama lalu lintas pelayaran di selat malaka yang diperkirakan sebanyak 7 (tujuh) juta barel minyak perhari yang diangkut melewati selat ini.

Dari beberapa contoh aktifitas manusia di atas, 20 % kerusakan lingkungan laut disebabkan oleh aktifitas manusia di laut sedangkan 80 % kerusakan lainnya disebabkan oleh aktifitas manusia di daratan.

  • Gejala Overfishing
Gelaja Overfishing atau penangkapan ikan dalam jumlah yang berlebihan ini sebenarnya di Indonesia masih sebatas gejala karena pada tahun 1997 telah diketahui bahwa secara nasional sumberdaya perikanan laut baru dimanfaatkan sekitar 58,7 % dari total jumlah yang diperbolehkan untuk ditangkap. Namun walaupun masih ada sekitar 41,5 % yang belum dimanfaatkan, sebaiknya kita tidak melakukan penangkapan ikan melalui cara-cara yang melanggar hukum seperti menggunakan bom, pukat harimau, racun sianida, dll, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem sehingga masih terdapat stok ikan yang bisa dimanfaatkan.

  • Kerusakan Terumbu Karang
Luas daerah terumbu karang di Indonesia sekitar 85.707 km persegi yang tersebar di seluruh perairan pantai dan merupakan 14 % dari luas terumbu karang di seluruh dunia, dengan rincian 14.542 km persegi fringing reefs, 50.223 km persegi barrier reef,  1.402 km persegi oceanic platform reefs, dan 19.540 km persegi atolls

Terumbu karang rusak karena ulah manusia
Terumbu karang rusak
Penyebab rusaknya terumbu karang adaah adanya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, seperti industri, hunian, pengerukan pantai, penambangan karang, penangkapan ikan dengan menggunakan peledak dan racun (KCN),  sedimentasi, serta terjadinya bencana alama, dapat mengganggu ekosistem terumbu karang, selain itu juga masih ada ancaman lainnya yang dapat merusak terumbu karang yaitu karena adanya bintang laut berduri atau Acanthaster sp. yang merupakan salah satu predator terumbu karang, jenis ini memakan polip karang hingga merusak ekosistem terumbu karang secara keseluruhan karena dapat menghabiskan 1 km persegi karang hanya dalam waktu satu minggu.

  • Kerusakan Mangrove
Ekosistem mangrove juga mengalami penurunan yang cukup menghawatirkan, setiap tahun luas hutan mangrove selalu mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena berbagai aktifitas manusia yang merusak lingkungan seperti pembukaan tambak, pengembangan kawasan industri, dan pemukiman di kawasan pesisir serta penebangan hutan mangrove untuk kebutuhan kayu bakar, arang, dan bahan bangunan.

Rusaknya ekosistem mangrove dan terumbu karang telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan sumber daya ikan serta terjadinya erosi pantai, hal ini menyebabkan banyak tambak yang menjadi tidak berfungsi dengan baik, rusaknya tempat pemijahan ikan (spawning ground) menyebabkan berkurangnya daerah asuhan ikan (nursery ground). Erosi pantai juga diperburuk dengan perencanaan dan pengembangan wilayah pesisir yang kurang baik. 

  • Kerusakan Padang Lamun
Ekosistem lamun terletak diantara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang, karena letaknya yang saling berdekatan tersebut sehingga ekosistem lamun tidak terisolasi atau berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut. Namun dibalik manfaat yang diberikan oleh ekosistem lamun, ekosistem ini berada di lingkungan yang rawan karena berada di daerah pasang surut air laut, karena gelombang dari laut dapat menyebabkan lamun terhempas selain itu juga karena adanya run off atau limpasan air dari darat dapat menyebabkan pengendapan sedimen yang berlebihan dan erosi/abrasi. Tapi dari semua ancaman tersebut, ancaman terbesar sebenarnya berasal dari aktifitas manusia berupa pembuangan limbah industri dan limbah pertanian, penambangan pasir, dan pemakaian alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.

# 2 Permasalahan Lingkungan Laut : Sosial Ekonomi

Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang nelayan, kenapa nelayan ? karena nelayan sebagai kelompok masyarakat yang pada umumnya menjadi penghuni wilayah pesisir dan juga karena nelayan memiliki du masalah yang sangat sulit untuk diselesaikan, yaitu masalah kemiskinan dan masalah kurangnya pemahaman terhadap nilai sumberdaya wilayah pesisir.
Karena kemiskinan
Karena kemiskinan, anak-anak pun ikut mencari ikan
Masalah kemiskinan di wilayah pesisir ini perlu menjadi perhatian utama bagi pemerintah bahkan bukan hanya untuk masyarakat di wilayah pesisir saja tetapi juga untuk masyarakat di seluruh Indonesia, namun disini yang akan saya bahas adalah masyarakat di wilayah pesisir. Masalah kemiskinan ini memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan di wilayah pesisir, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian besar penduduk miskin di Indonesia bertempat tinggal di wilayah pesisir, tingkat pendapatan para nelayan masih kurang dari yang diharapkan karena sekarang harga bahan bakar telah naik secara drastis ditambah lagi dengan seringnya terjadi cuaca ekstrim di perairan Indonesia sehingga nelayan tidak bisa mendapat hasil yang cukup untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga memaksa para nelayan memakai cara instan untuk memperbanyak hasil tangkapan ikannya, contohnya dengan cara memakai bahan peledak maupun dengan menggunakan racun sianida

Sekian artikel saya tentang Permasalahan Lingkungan Laut, semoga dapat menambah pengetahuan anda tentang lingkungan laut di Indonesia.

Have a nice day

Tidak ada komentar:

Posting Komentar